Di ambil
dari buku Mahabharata, kisah ini menceritakan tentang 5 Pandawa yang mencari
Teratai Kehidupan untuk menyembuhkan ibunda mereka Dewi Kunti, sebenernya Dewi
Kunti adalah ibu kandung dari Yudhistira, Arjuna dan Bima sedangkan ibu kandung
dari Nakula dan Sadewa adalah Dewi Madri, namun Nakula dan Sadewa sudah
menganggap Dewi Kunti seperti ibu kandungnya sendiri.
Pada
suatu hari dikerajaan Hastinaputra secara tiba – tiba Dewi Kunti menjerit dan
merasakan kesakitan yang mendalam, sakit yang dia rasakan tidak bisa diobati
oleh tabib – tabib hebat daerah tersebut namu menurut sesepuh Dewi Kunti
terkena penyakit misterius yang datang dari luar (bisa dibilang ilmu hitam) dia
dibuat merasakan kesakitan dan panas, saking sakitnya dia jatuh pingsan dan
koma dalam beberapa kurun waktu. Lalu Pandu ayah 5 Pandawa Raja dari
Hastinaputra memerintahkan mereka anak – anaknya untuk pergi ke hutan terlarang
untuk mengambil Teratai Kehidupan agar ibu mereka Dewi Kunti dapat sehat
kembali, menurut sesepuh dikerajaan Teratai Kehidupan memiliki kekuatan
penyembuhan dan berkhasiat memberikan pancaran cahaya kehidupan untuk makhluk
hidup. Namun tidak bisa sembarangan pergi ke hutan terlarang dan mengambil
Teratai Kehidupan karena tempat itu di huni dan dijaga oleh siluman Harimau
yang memiliki ilmu tinggi, tapi hal itu tidak membuat 5 pandawa mundur.
Ke-esokan
harinya ke-5 pandawa pergi meninggalkan kerajaan untuk mengambil obat demi samg
ibu, mereka ditemani oleh 2 pembantu kerajaan yaitu petruk dan semar, mereka
mungkin terlihat bodoh dan payah namu mereka cukup sakti dan kuat untuk
mengalahkan 50 pasukan hanya dengan mereka berdua saja walau sebenernya mereka
penakut
Semar
“tuan yudhistira kemana arah tujuan kita sekarang?”
Yudhi
“kita akan pergi ke hutan terlarang untuk mengambil Teratai Kehidupan”
Petruk
“ke hu. .hu. .tan ter. . la. .rang?”
Bima “ya
memangnya kalian tidak diberi tahu oleh ayahanda?”
Semar “ kami
tidak tahu kami hanya diperintahkan untuk menemani tuan saja” (dengan rasa
takut dan gelisah akan datangnya bahaya)
Petruk
“bagaimana ini kita bisa mati jika pergi kesana lebih baik kita perintahkan
orang saja dan berjalan pulang” (sambil membalikan badan)
Yudhi
“tidak bisa kita harus segera mengobati
ibunda agar cepat sehat kembali terbangun dari komanya”
Kula
“memangnya ada apa paman petruk pama semar kalian takut ya? Haha”
Dewa “ah
payah kalian ini masa begitu saja takut tidak asik nih”
Juna
“tenang saja paman aku pasti akan menghalau segala bahaya” (dengan yakin dan
siap memanah arjuna)
Lalu
mereka melanjutkan perbincangan sambil berjalan, perjalan mereka cukup jauh dan
memakan waktu 3 hari namun mereka tetap pantang menyerah, ketika mereka sedang beristiraha
tiba – tiba Duryodana beserta pasukannya menyerang mereka (duryodana adalah
anak kurawa yang paling tua dan kuat) ke-5 pandawa dan pembantu mereka terkejut
dengan serangan dadakn tersebut, lalu Duryodana berkata pada mereka
Duryo
“hahaha tidak biasanya aku bisa bertemu dengan kalian tikus – tikus pandu, aku
akan menghabisa kalian sekarang juga!”
Bima “oh
ya? Coba saja silahkan jika bisa? Haha”
Lalu
Duryodana dan Bima berkelahi mengadu kekuatan (dalam hal pertempuran Bima
memamng selalu semangat) Bima melancarkan serangan Gada senjata andalannya
namun Duryodana menangkisnya dengan pedang kegelapan miliknya, pedang kegelapan
milik Duryodana hanya bisa ditandingin dengan Gada milik Bima, karena ukuran
tubuh mereka sama – sama besar dan kuat pertarungan mereka cukup lama, namun
akhirnya Bima memenangkan pertempuran berkan serangan panah yang mengejutkan
Duryodana sehingga Gada milik Bima berhasil melukainya. Lalu Duryodana dan
pasukannya mundur kembali
Setelah
berhasil memenangkan pertempuran dari serangan dadakan ke-5 pandawa
beristirhata sejenak dan melanjutkan perjalan, malam haripun tiba namun mereka
tetap berjalan. Setelah beberapa hari akhirnya mereka samapai di tempat tujuan
yaitu Hutan Terlarang
Semar
“suasana disini sangat tidak nyaman. . .” (menggihil ketakutan)
Petruk
“benar tuan hawa kematian serasa menusuk dalam jantung ku”
Tiba –
tiba si kembar Nakula dan Sadewa mengagetkan dan menakuti Semar dan Petruk
Kula
“booom . . . hahaha” (mengagetkan Semar dan Petruk)
Semar/
Petruk “aaaahhhhkkkk” (mereka kaget hingga saling bertubrukan ketika lari)
Semar
“itu sama sekali tidak lucu tuan!” (sambil marah – marah)
Petruk “
benar sama sekali tidak lucu, jantung paman sampai mau keluar”
Si
Kembar “hahahahaha akhirnya mereka kaget juga”
Yudhi “
Nakula Sadewa sama sekali tidak lucu bagai mana jika kalian hilang begitu
saja?” (dengan tegas memarahi adik mereka yang memang sedikit nakal)
Juna
“kalian ini jika tadi aku langsung memanah kalian berdua kalian bisa mati”
Si
Kembar “baiklah kami minta maaf” (sambil sedikit menahan ketawa)
Bima
“hahaha . . . kalian ini memang jail
sekali hahaha”
Semar
“sama sekali tidak lucu tuan Bima”
Yudhi
“ya sudah ayo kita masuk sekarang”
Lalu
mereka masuk ke hutan dan tak lama mereka menemukan Teratai Kehidupan, disaat
mereka akan mencabutnya datanglah siluman Harimau yang menjaga tempat tersebut
tidak disangka dia memiliki ukuran tubuh raksasa dan memiliki cakar setajam
pedang. Dia sangat terlihat marah dah langsung menyerang mereka tanpa berkata –
kata terlebih dahulu, lalu mereka menghindar dan berbicara
Yudhi
“wahai penjaga hutan Terlarang, maaf atas ketidak sopanan kami tidak meminta
izin dahulu”
Ki Maung
“apa kata mu? Maaf? Tidak bisa aku akan memakan kalian hahaha”
Juna
“kau akan kubuat tenggorokan mu bolong dengan panah ku!”
Ki Maung
“sombong sekali kau anak muda! Akan ku buat kau merasakan tajamnya cakarku”
Yudhi
“hentikan arjuna kita tidak bisa menang dengan situasi ini”
Juna “
tenang saja kita akan menang dengan menyatuka kekuatan” (dengan percaya diri
arjuna melesatkan panahnya)
Dalam
pertempuran mereka sedikit kerepotan, ukuran tubuh ki Maung alias siluman
Harimau tersebut mereka lelah menghadapinya namun ukuran tubuh bima yang cukup
besar dan kuat mampu menandinginya, lalu Nakula menghunuskan pedangnya tepat di
mata kiri ki Maung, dia pun kesakitan untuk beberapa saat dan saat itulah
mereka mengambil Teratai Kehidupan dan bergegas keluar dari hutan.
Tidak
ada yang menyangka ternyata siluman Harimau itu mengejarnya dan melompat sambil
mencakar mengenai Bima, lalu Sadewa menyembuhkan luka bekas cakar pada Bima dan
Arjuna memanah mata kirinya ki Maung
yang tadi terkena serangan pedang Nakula. Kini siluman Harimau itu benar –
benar buta sebelah kiri dan berhenti mengejar ke-5 pandawa beserta Semar dan
Petruk
Setelah
beberapa hari dalam perjalan pulang akhirnya mereka sampai dikerajaan
Hastinaputra dan langsung menyerahkan Teratai Kehidupannya pada sesepuh
kerajaan utuk dibuat ramuannya. Setelah selesai membuatnya, Raja Pandu meminumkannya kepada istrinya lalu
tak lama kemudian Dewi Kunti pun terbangun dari koma dan sehat kembali dan
kerajaan pun kembali cerah ceria berkat ada Teratai Kehidupan yang di minum
oleh sang Dewi Kunti ratu dikerajaan Hastinaputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar